19 Januari 2024
Pukul 07.30 baik santri putra maupun putri telah siap di depan asrama masing-masing, mendengarkan arahan musyrif dan musyrifah dan berdo’a. Biasanya santri memang berbaris di depan asrama sebelum berangkat sekolah, namun hari ini berbeda. Hari ini santri diajak PERGI. Ya, melakukan Perjalanan Religi menziarahi orang-orang shalih, alim ulama dan wali Allah.
Terkait tujuan ziarah kubur, dikutip dari kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali bahwa ziarah kubur disunnahkan secara umum dengan tujuan mengingat (kematian) dan mengambil pelajaran, dan menziarahi kubur orang-orang shalih dengan tujuan tabarruk serta mengambil pelajaran.



Pukul 08.20 setelah semua menaiki bus , kami siap untuk berangkat. Kami menumpangi 5 buah bus mini dengan menyebut nama Allah, membaca do’a safar, kami pun memulai perjalanan.
Yang lalai akan diam dan melamun, namun yang awas akan dzikir dan berpikir.Kami mengisi waktu di dalam bus dengan muroja’ah bersama untuk beberapa waktu. Bukankah kalimat ‘Al-Qur’an selalu dihati dan muroja’ah sampai mati’ telah menghujam di jiwa santri? Oleh karenanya setiap hari tidak boleh terlewatkan tanpa Al-Qur’an sebagai amalan.
Perjalanan yang sejuk dan tenang, Allah menurunkan rahmatnya melalui butiran-butiran hujan dari langit hampi sepanjang perjalanan kami. 09.22 kai tiba di tujuan pertama. Tujuan pertama yang kami ziarahi adalah makam Sultan Suriansyah. Itulah nama beliau setelah memeluk Islam. Nama asli beliau adalah Raden Samudera, beliau adalah raja Kerajaan Banjar pertama yang masuk Islam. Dan berawal dari beliau Islam berkembang pesat di Kalimantan Selatan.
Pukul 10.27 kami kembali melanjutkan perjalanan ke Makam K.H. Zuhdiannor atau lebih akrab dengan panggilan Abah Haji atau Guru Zuhdi. Seorang guru yang berpengaruh dan karismatik, yang dengan metode dakwahnya beliau merangkul dan memahami masyarakat, berdakwah dengan mengasihi tanpa menghakimi, beliau kerap mengingatkan untuk selalu bersyukir, ridha dan berprasangka baik kepada Allah.
Hujan belum berhenti tapi santri tetap semngat dalam perjalanan religi ini. Setelah rehat beberapa saat, perjalanan kembali dilanjutkan menuju sekumpul. Baru saja 5 Rajab/ 5 Januari yang lalu Martapura, Banjarbaru dan sekitarnya dipenuhi dengan lautan manusia, lautan cinta, dari berbagai arah tanpa undangan diperkirakan jutaan muhibbin datang untuk hadir dalam peringatan haul Abah Guru Sekumpul (KH. Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani). Semoga semua datang karena cinta dan menteladani akhlak dan amaliyah Abah Guru Sekumpul.
Di Sekumpul kami menunaikan sholat, makam siang dan berziarah. Setelah berziarah dan kembali ke rest area, disana kami disuguhi ‘bubur sekumpul’ gratis. Menulis ini sampai meneteskan air mata membayangkan betapa luar biasanya sosok Guru Sekumpul. Orang-orang baik, dermawan, dan pemurah tidak hanya menghiasi suasana haul, namun juga di sekitar sekumpul. Bukankah ini adalah yang beliau tanam? Bukankah ini keteladanan yang beliau contohkan? Guru Sekumpul adalah orang yang suka berbagi hingga beliau dikenal dengan ramah, pemurah dan tidak pemarah.
Setelah Ashar kami melanjutkan Ziarah ke Datu Kalampayan, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Seorang ulama besar yang semangat dalam menuntut ilmu hingga puluhan tahun di Makkah dan Madinah. Beliau juga menyampaikan dakwahnya melalui karya tulis (kitab-kitab) dan usaha-usaha dakwah ikhlas lainnya. Diantara kitab karangan beliau yang terkenal adalah kitab Sabilal Muhtadin.
Saat berziarah ke Datu Kalampayan, penziarah membaca bacaan berdasarkan wasiat beliau, yaitu Al-Ikhlas (13x), shalawat (14x), Al-Falaq (1x), dan An-Nas (1x).
Disana kami juga berziarah ke Makm K.H. Zainal Ilmi Al-Banjari yang juga merupakan Dzuriyat Datu Kalampayan. Ayah beliau H. Abdus Shamad bin Muhammad Said Wali merupakan keturunan ke 4 dari Datu Kalampayan. Di sana juga terdapat sekitar 16 makam lainnya diantaranya adalah Hj. Aslamiyah Binti KH. Ahmad Marzuki.
Disana terdapat figura yang bertuliskan 10 ulama Pembina pertama penunggu makam Maulana Syekh Arsyad Al-Banjari (Datuk Kalampayan):
- Al-‘Alim H.M. Thoyib/ H.M. Khotib
- Al-‘Alimul Fadhil Khotib
- Al- ‘Alim Al-‘Allamah H. Abdullah Wujud
- Al- ‘Alim H. Muhammad Amin Penghulu
- Al- ‘Alim Al-‘Allamah H. Muhammad Sa’id Wali
- Al-‘Alimul Fadhil H. M. Nazir
- Al-Mukarram H.M. Abbas
- Al-Mukarram H.M. Sholeh
- Al-Mukarram H.M. Ibrahim
- Al-Mukarram H.M. Rasyid
Kalampaian menjadin penutup ziarah kami kali ini dan kami kembali pulang ke ponpes. Mudah-mudahan banyak pelajaran yang dapat kami ambil dalam perjalanan religi kali ini dan banyak keberkahan yang melimpahi kami.
Tinggalkan Balasan